Kamis, 26 Maret 2015

LATAR BELAKANG SERTA VISI MISI DAN BUDAYA PADA PERHUTANI.


MANAGEMENT STRATEGIK
“PERUM PERHUTANI”


1.     Pembahasan

         Lingkungan yang mengalami perubahan alam karena perilaku mkanusia saat ini telah menyebabkan pemanfaatan hasil hutan secara berlebihan sehingga mengurangi kapasitas hutan. seiring dengan adanya perilaku tersebut dapat memberikan dampak buruk bagi kelestarian hutan negara, dan menyebabkan banyaknya musibah yang terjadi akibat perilaku tersebut seperti banjir dan longsor.
         Bedasarkan penelitian Badan Planologi Departemen Kehutanan, luas hutan di pulau Jawatinggal 4%.Sementara itu, Balai Pemantapan Kawasan Hutan –Madura menyatakan kawasan hutan di pulau Jawa, seluas 3.289.131 hektar, keadaannya menyedihkan. Indonesiaan Corruption Watch dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia melakukan suatu survei dan menyatakan “Luas lahan kritis di pulau Jawa mencapai 1,714 juta hektar atau 56,7% dari total luas hutan yang ada di Jawa.

     Persoalan kehutanan Indonesia dari waktu ke waktu semakin memprihatinkan terutama tentang jaminan keberlanjutan sumber daya hutan (SDH) bagi generasi mendatang. Fakta tentang kerusakan SDH dan konflik terbuka yang amat parah merebak ke ruang-ruang publik dengan gencar. Fenomena kemiskinan struktural yang diderita oleh masyarakat adat, masyarakat lokal, dan masyarakat desa di dalam dan di sekitar hutan (MDH) tidak juga mendapatkan penanganan yang menyentuh akar persoalan sebenarnya. Hingga saat ini, belum cukup bukti bahwa terdapat upaya yang sungguh-sungguh dalam menangani persoalan-persoalan tersebut. Dephutbun—sebagai entitas politis—yang diharapkan mampu menarik kereta perbaikan kehutanan lebih banyak berbicara tentang hal-hal normatif, termasuk salah satunya adalah mempopulerkan isu Perumisasi, yang belakangan diistilahkan sebagai Badan Pengelolaan Hutan (BPH).

         Isu itu kemudian menggiring publik untuk menaruh perhatian kepada Perum Perhutani sebagai satu-satunya BUMN berbentuk Perusahaan Umum yang menangani kehutanan di Indonesia. Perusahaan yang pada mulanya menguasai wilayah hutan di Jawa seluas lebih 2 juta hektare ini, kemudian juga ditunjuk oleh pemerintah untuk mengelola hutan-hutan alam di luar Jawa. Sejak Mei 1999 Perhutani masuk di perbatasan Indonesia-Malaysia berdasarkan SK Menhutbun No. 376/Kpts-II/1999 tentang Penunjukan Perum Pehutani untuk Mengelola Areal Hutan Eks HPH PT. Jamaker di Propinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Wilayah yang diserahkan kepada Perum Perhutani membentang selebar 20 km meliputi areal di Propinsi Kalimantan Barat seluas 843.500 hektare dan di Propinsi Kalimantan Timur seluas 265.000 hektare.

             Salah satu pertimbangan perluasan wilayah kerja dan wewenang Perum Perhutani adalah, seperti yang dikatakan Direktur Utama Perum Perhutani bahwa sekalipun belum sempurna, Perum Perhutani adalah pengelola hutan terbaik di Indonesia . Akan ada perdebatan panjang mengenai kebenaran pernyataan ini, apa indikator dan kriteria yang dipakai? Siapa yang menilai? Terbaik dibandingkan unit manajemen yang mana? Dan adakah pengelolaan hutan pembanding yang terlupakan, seperti pengelolaan hutan oleh rakyat? Mungkin sekali kebenaran pernyataan ini juga didasarkan pada keberhasilan Perum Perhutani mendapatkan sertifikat ‘well-managed’ yang diberikan oleh FSC-Smart Wood (FSC-SW) dalam beberapa tahun terakhir.



2.    Latar Belakang

        Pasca Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 dan berdirinya Negara Indonesia tanggal 18 Agustus 1945, hak, kewajiban, tanggung-jawab dan kewenangan pengelolaan hutan di Jawa dan Madura oleh Jawatan Kehutanan Hindia Belanda q.q. den Dienst van het Boschwezen, dilimpahkan secara peralihan kelembagaan kepada Jawatan Kehutanan Republik Indonesia berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang berbunyi: “Segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut undang-undang dasar ini.”

        Dengan disahkannya Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960, seperti tersebut dalam Lampiran Buku I, Jilid III, Paragraf 493 dan paragraf 595, industri kehutanan ditetapkan menjadi Proyek B. Proyek B ini merupakan sumber penghasilan untuk membiayai proyek-proyek A (Tambahan Lembaran Negara R.I. No. 2551).Pada waktu itu direncanakan untuk mengubah status Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara yang bersifat komersial.Tujuannya, agar kehutanan dapat menghasilkan keuntungan bagi kas Negara.Kemudian diterbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 19 tahun 1960 tentang Perusahaan Negara.
     Untuk mewujudkan perubahan status Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 sampai dengan Nomor 30, tahun 1961, tentang ”Pembentukan Perusahaan-Perusahaan Kehutanan Negara (PERHUTANI)”.Pada tahun 1961 tersebut, atas dasar Undang-Undang Nomor 19 tahun 1960 tentang Perusahaan Negara, maka masing-masing dengan :


  1. Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 1961; yang ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 29 Maret 1961, dan berlaku surut sejak tanggal 1 Januari 1961; didirikan Badan Pimpinan Umum (BPU) Perusahaan Kehutanan Negara, disingkat ”BPU Perhutani”, termuat dalam Lembaran Negara tahun 1961 nomor 38, penjelasannya termuat dalam Tambahan Lembaran Negara No. 2172.
  2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1961; yang ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 29 Maret 1961, dan berlaku surut sejak tanggal 1 Januari 1961; didirikan Perusahaan Kehutanan Negara Djawa Timur disingkat PN Perhutani Djawa Timur, termuat dalam Lembaran Negara tahun 1961 nomor 39, penjelasannya termuat dalam Tambahan Lembaran Negara No. 2173.
  3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1961; yang ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 29 Maret 1961, dan berlaku surut sejak tanggal 1 Januari 1961 didirikan Perusahaan Kehutanan Negara Djawa Tengah disingkat PN Perhutani Djawa Tengah, termuat dalam Lembaran Negara tahun 1961 nomor 40, penjelasannya termuat dalam Tambahan Lembaran Negara No. 2174.
  4. Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1963 tentang Penyerahan Pengusahaan Hutan-hutan Tertentu kepada Perusahaan-perusahaan Kehutanan Negara.diserahkan pengusahaan hutan-hutan tertentu yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian dan Agraria kepada Perusahaan-perusahaan Kehutanan Negara, selanjutnya disingkat ”Perhutani”.


           Presiden Direktur BPU Perhutani, Anda Ganda Hidajat, pada forum Konperensi Dinas Instansi-instansi Kehutanan tanggal 4 s/d 9 November 1963 di Bogor, dalam prasarannya berjudul: “Realisasi Perhutani”, pada halaman 2 menulis bahwa: “Dalam pelaksanaan UU No. 19 Tahun 1960 tentang Pendirian Perusahaan-perusahaan Negara didirikanlah BPU Perhutani di Jakarta berdasarkan PP No.17 tahun 1961, sedangkan pengangkatan Direksinya yang pertama dilakukan pada tanggal 19 Mei 1961 dengan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 210/1961″. PERHUTANI-PERHUTANI daerah yang telah direalisir pendiriannya adalah :

        Perhutani Djawa Timur pada tanggal 1 Oktober 1961;· Perhutani Djawa Tengah pada tanggal 1 Nopember 1961;· Perhutani Kalimantan Timur pada tanggal 1 Djanuari 1962;· Perhutani Kalimantan Selatan pada tanggal 1 Djanuari 1962;· Perhutani Kalimantan Tengah pada tanggal 1 April 1963”.

      Pemerintah Indonesia mendirikan Perusahaan Umum Kehutanan Negara atau disingkat Perum Perhutani berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1972, ditetapkan tanggal 29 Maret 1972. Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1972 ini, PN Perhutani Djawa Timur yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1961, dan PN Perhutani Djawa Tengah yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1961, dilebur kedalam dan dijadikan unit produksi dari Perum Perhutani (vide : Pasal 1 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1972).

         Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1978, Pemerintah menambah unit produksi Perum Perhutani dengan wilayah kerja yang meliputi seluruh areal hutan di Daerah Tingkat I Jawa Barat dan disebut Unit III Perum Perhutani. Dasar Hukum Perum Perhutani sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1972 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1978, kemudian disempurnakan/diganti berturut-turut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1986, Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 1999, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2001, dan terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2003. Peraturan Pemerintah RI Nomor 72 Tahun 2010 dikeluarkan pemerintah Republik Indonesia sebagai dasar hukum pelaksanaan pengelolaan sumberdaya hutan di Jawa dan Madura oleh Perum Perhutani.

      Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah RI No 73 tahun 2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Perusahaan Umum (Perum) Kehutanan Negara. Sejak 2 Oktober 2014 tersebut Perum Perhutani ditunjuk Pemerintah selaku pemegang saham sebagai induk Holding BUMN Kehutanan dengan anak perusahaan PT Inhutani I, PT Inhutani II, PT Inhutani III, PT Inhutani IV, PT Inhutani V.


       Penambahan penyertaan modal negara bagi Perum Perhutani berasal dari pengalihan seluruh saham milik Negara pada perusahaan PT. Inhutani I (didirikan berdasarkan PP No. 21/1972 di Kalimantan Timur), PT. Inhutani II (didirikan berdasarkan PP No. 32/1974 di Kalimantan Selatan), PT. Inhutani III (didirikan berdasarkan PP No. 31/1974 di Kalimantan Tengah), PT. Inhutani IV (didirikan berdasarkan PP No. 22/1991 di Sumatera Utara) dan PT. Inhutani V (didirikan berdasarkan PP No. 23/1991 di Sumatera Selatan).


3. STRATEGI PERUSAHAAN

       Salah satu strategi perusahaan yang paling vital yaitu strategi pertumbuhan, yang berarti berkaitan erat dengan langkah yang ditempuh oleh perusahaan untuk melakukan pertumbuhan dan berkembang. Di dalam strategipertumbuhan dibagi menjadi lima bagian, yaitu:


1. Strategi Konsentrasi

Kegiatan perusahaan untuk melakukan peningkatan produk yang di hasilkan.

2. Strategi Perluasan Pasar

Dalam strategi ini perusahan melakukan penambahan area pemasaran, sehingga di harapkan dengan langkah ini produk yang terjual akan semakin meningkat. 

3. Strategi Pengembangan Produk

Sebuah perusahaan melakukan penambahan fungsi barang atau memodifikasi barang yang di produksi. dalam strategi pengembangan produk biasanya di dalamnya terdapat, ukuran dan kualitas yang dapat menjadi pembeda pada jenis barang yang sama.

4. Strategi Integras

Strategi yang menyatukan beberapa usaha yang berskala kecil dan merubahnya menjadi bentuk produk yang baru.



4. Visi, Misi, Budaya Perusahaan dan Tujuan


VISI :


“Menjadi Perusahaan Unggul dalam Pengelolaan Hutan Lestari”


MISI

1. Mengelola Sumberdaya Hutan secara Lestari (Planet).
2. Meningkatkan Manfaat Pengelolaan Sumberdaya Hutan bagi Seluruh Pemangku      Kepentingan (People).
3. Menyelenggarakan Bisnis Kehutanan dengan Prinsip Good Corporate Governance    (Profit).

BUDAYA PERUSAHAAN


         Budaya perusahaan merupakan nilai dan falsafah yang telah disepakati dan diyakini oleh seluruh insan Perhutani sebagai landasan dan acuan bagi Perhutani untuk mencapai tujuan. Perhutani mendefinisikan budaya perusahaan dalam 8 nilai yang disingkat BERMAKNA yang dijabarkan dalam perilaku utama perusahaan yaitu:

Berkelanjutan
Selalu melakukan pengembangan dan penyempurnaan terus menerus, dan belajar hal-hal yang baru untuk memperbaruhi keadaan serta berorientasi jangka panjang.
Ekselen
Selalu memperlihatkan gairah keunggulan dan berusaha keras untuk hasil yang terbaik, sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan sehingga tercapai kepuasan seluruh pemangku kepentingan(stakeholders)

Responsibilitas
Selalu menggunakan penalaran (logika berpikir) dalam mempertimbangkan untung dan rugi, memiliki kesadaran diri yang utuh dalam bertindak, mengembangkan imajinasi untuk antisipasi dan selalu mendengarkan suara hati dalam mengambil setiap keputusan yang dilambil.
Matang

Selalu bersikap dewasa dan memiliki keberanian untuk menyampai-kan pendapat ataupun keyakinannya dengan mempertimbangkan pendapat /perasaan orang lain, serta dapat menanggapi maupun memecahkan permasalahan secara bijaksana.
Akuntabilitas

Selalu mengutamakan data dan fakta dalam melaksanakan setiap pekerjaan.


Kerja sama tim

Selalu mengutamakan kerja sama tim, agar mampu menghasilkan sinergi optimal bagi perusahaan.
Nilai Tambah

Selalu menghargai kreativitas dan melakukan inovasi, senantiasa belajar untuk mendapatkan cara baru dan hasil yang lebih baik.
Agilitas
Selalu tanggap dan beradaptasi dengan cepat dalam menghadapi perubahanserta melihat perubahan sebagai peluang untuk mencapai sukses di arena persaingan pasar global.


 TUJUAN PERUSAHAAN
  • Mengelola hutan sebagai ekosistem sesuai karakteristik wilayah untuk mendapatkan manfaat yang optimal bagi PERSERO dan masyarakat sejalan dengan tujuan pengembangan wilayah.
  • Melestarikan dan meningkatkan mutu sumber daya hutan dan mutu lingkungan hidup.
  • Menyelenggarakan usaha di bidang kehutanan yang menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan memadai guna memenuhi hajat hidup orang banyak dan memupuk keuntungan


Merumuskan Strategi Bisnis

Strategi perusahaan merepresentasikan jawaban manajemen terhadap sejumlah pertanyaan bisnis seperti:

a) apakah cara penggunaan hasil produksi dan pengelolaan hutan terjaga baik,

b) apakah ingin menjangkau konsumen yang lebih luas atau fokus pada pasar yang sempit,

c) apakah mengembangkan jalur produk yang luas atau yang lebih spesifik, 

d) apakah mengejar keuntungan kompetitif berdasarkan pada rendahnya biaya atau superioritas produk..

Strategi membawa kepada isu penting tentang bagaimana cara mencapai

target hasil sesuai dengan situasi organisasi dan prospeknya. Tujuan adalah “hasil akhirnya” dan strategi adalah “alat” untuk mencapainya.



Eksekusi Strategi

         Visi dan strategi tak akan ada artinya apa-apa tanpa bisa di-eksekusi secara tuntas dan optimal. Untuk membantu agar strategi dapat diimplementasikan dengan baik, dibutuhkan sejumlah hal, antara lain: pada semua level muncul kepemimpinan yang kuat dan berorientasi pada tindakan (action oriented leadership), kapabilitas organisasi yang adaptif, dan juga keterkaitan antara strategi dan kebijakan remunerasi para karyawan. Selain itu, keberhasilan pelaksanaan strategi juga akan ditopang oleh dukungan sistem IT yang kuat dan juga adanya keterkaitan alokasi anggaran dengan strategi.



Evaluasi Strategi Bisnis

      Proses pelaksaaan strategi harus dievaluasi secara reguler. Dalam fase evaluasi ini dapat dilihat apakah segalanya sudah berjalan dengan baik, dan elemen apa saja yang masih belum sempurna pelaksanaannya dan meleset dari target yang telah ditetapkan. Terhadap elemen ini perlu segera dilakukan tindakan korektif (coorective action and responses) agar arah dan pelaksanaan strategi dapat berjalan sesuai dengan rencana.


Dalam latar belakang Perrum Perhutani diatas setidaknya perusahaan tersebut sudah melalui Proses perumusan strategi dan pelaksanaannya yang berisi lima tahapan yang saling berhubungan, yaitu:

1. Membentuk visi : “Menjadi Perusahaan Unggul dalam Pengelolaan Hutan Lestari”

2. Membentuk misi : 


  • Mengelola Sumberdaya Hutan secara Lestari (Planet)
  • Meningkatkan Manfaat Pengelolaan Sumberdaya Hutan bagi Seluruh Pemangku Kepentingan (People).
  • Menyelenggarakan Bisnis Kehutanan dengan Prinsip Good Corporate Governance (Profit).
  • Menetapkan tujuan : 

· Mengelola hutan sebagai ekosistem sesuai karakteristik wilayah untuk mendapatkan manfaat yang optimal bagi PERSERO dan masyarakat sejalan dengan tujuan pengembangan wilayah.

· Melestarikan dan meningkatkan mutu sumber daya hutan dan mutu lingkungan hidup.

· Menyelenggarakan usaha di bidang kehutanan yang menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan memadai guna memenuhi hajat hidup orang banyak dan memupuk keuntungan


3. Merumuskan pilihan strategi : Perum Perhutani memilih merumuskan pilihan strateginya dengan Menyediakan hasil produk olahan hutan terbanyak di Indonesia maupun International dan menciptakan peluang yang bersinergis dalam pelayanan Sumber Daya Alam.

4. Melaksanakan dan mengeksekusi strategi : Dalam mengimplementasikan strategi yang telah di susun dan di rumuskan dengan baik maka Perum Perhutani membagi beberapa bagian atau divisi agar proses eksekusi strategi yang telah di tetapkan dapat berjalan secara optimal dan efisien, disamping itu tiap-tiap divisi di berikan pada orang-orang yang kompeten di bidangnya masing-masing dengan mengutakaman karakter leadership yang kuat dan berorientasi pada tindakan, dan di dukung dengan kebijakan yang sejalan dengan apa yang sudah di rumuskan sebelumnya.

5. Mengevaluasi efektivitas strategi : Dalam tahap/ proses ini, Perum Perhutani selalu mengadakan meeting rutin mingguan, bulanan, dan juga rakor tahunan. Guna untuk membahas dan mengevaluasi segalanya sudah berjalan dengan baik apa belum, dan juga strategi apa saja yang masih belum sempurna pelaksanaannya. Dari sini jika masih banyak di temukan sistem yang masih belum sempurna maka perlu segera dilakukan improvement tindakan korektif agar implementasi strategi dapat berjalan sesuai rencana dan efektif.
5. PERMASALAHAN
5.1. Kualifikasi produk
Beberapa contoh dari Produk Perum Perhutani adalah sebagai berikut :


  • Perhutani meluncurkan produk olahan kayu berupa kayu-kayu berkualitas tinggi, dipanen dari hutan yang dikelola dengan prinsip berkelanjutan. Jenis-jenis kayu bundar yang dipasarkan melalui KBM Pemasaran Kayu adalah: Jati, Pinus, Mahoni, Sonokeling, Damar, Akasia, Jabon, Sengon, Gmelina, Rasamala dsb. Termasuk pula beberapa jenis rotan dan bambu. Perhutani juga memproduksi barang jadi atau produk industri kayu olahan dari KBM Industri Kayu Cepu, KBM Industri Kayu Brumbung, KBM Industri Kayu Gresik. Beberapa produk kayu olahan adalah: Garden Furniture, Housing Component (Pintu dan Kusen), Indoor Furniture, Flooring (Lantai Kayu), Raw Sawn Timber, TOP (Teak Overlay Plywood) dan Produk lain sesuai pesanan.
  • Perhutani menghasilkan Forest Chemical Products berupa Gondorukem dan Terpentin. Produk Gondorukem dan Terpentin merupakan hasil destilasi getah Pinus yang berkualitas tinggi. Produk lain yang masuk kedalam kategori ini adalah: kopal, minyak kayu putih, lak, minyak ylang-ylang dan sebagainya.
  • Perum Perhutani memiliki lebih dari 122 lokasi pariwisata alam yang tersebar di pulau jawa, berupa rekreasi hutan, pantai, air terjun, telaga, kawah maupun gua yang telah dikembangkan sejalan dengan program pemerintah dalam memajukan sektor wisata. Wilayah kerja Perum Perhutani yang tersebar dari hutan pantai hingga hutan pegunungan menyuguhkan pemandangan alam yang sangat menarik serta alami sehingga merupakan aset yang potensial bagi pengembangan usaha wisata alam. Perhutani terus berupaya meningkatkan optimalisasi potensi wisata alam yang pasarnya saat ini terus berkembang pesat. Melalui perbaikan pengelolaan masing-masing objek, Perhutani mengembangkan wisata alam sekaligus menggugah kesadaran masyarakat untuk berperan serta dalam menjaga kelestarian hutan.
  • Perhutani menghasilkan produk sumberdaya hutan berupa Flora dan Fauna. Produksi ulat sutera dan banang sutera Perhutani dihasilkan dari Pengusahaan Sutera Alam (PSA) Regaloh merupakan salah satu tempat pemintalan benang sutera yang terletak di Kabupaten Pati dan berada di bawah pengelolaan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Selanjutnya Perhutani juga mengelola Penangkaran Satwa Primata, Penangkaran Rusa dan Penangkaran Buaya yang umumnya berada di Jawa Barat.
  • Perhutani menyediakan produk madu berkualitas tinggi, diproduksi di kebun perlebahan Parung Panjang Bogor, Regaloh dan lokasi lainnya di hutan Jawa Tengah. Produk lain pada kelompok ini adalah Air Minuman Madu dan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) berlabel “Air Perhutani”. Selain itu, Perhutani memproduksi: kopi, cengkeh, aren, jagung, emponempon dan bahan pangan lain hasil kerjasama dengan masyarakat desa hutan melalui program Pengelolaan Hutan Bersama Maysarakat (PHBM).
  • Benih dan bibit-bibit tanaman kehutanan berkualitas dan bersertifikat dihasilkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhutani di Cepu.
  • Perhutani menyediakan paket training dan konsultasi tentang bisnis kehutanan yang diselenggarakan di Pusat Pelatihan dan Pengembangan SDM Madiun. Perhutani juga memiliki pusat Assessment Centre yang dapat dimanfaatkan dalam bentuk kerjasama dengan pihak lain.
  • Perhutani mengembangkan usaha energi alternatif melalui teknologi mikro hydro, memanfaatkan sumber-sumber air dalam hutan atau sungai yang memiliki air terjun.
  • Perhutani membuka kerjasama dengan pihak lain untuk optimalisasi pemanfaatan asset perusahaan berupa : Gedung, Rest Area, Papan Reklame, Tower, Penyewaan gedung pertemuan, dan sebagainya.

5.2.  Jaringan Internasional
        Perhutani memiliki kerja sama yang sangat luas dari mitra lokal mupun international yang sangat bermanfaat untuk menunjang kondisi persaingan sumber daya alam, budaya, bahasa, sistem politik dan sistem bisnis di negara dimana perusahaan akan didirikan. Ketika perkembangan biaya dan atau risiko pembukaan pasar luar negeri tinggi, suatu perusahaan dapat mengambil keuntungan dengan cara berbagi biaya dan atau risiko ini dengan mitra lokal. Sehingga Perhutani dapat berkembang dengan cepat dan terjalin hubungan yang kuat.


5.3. Prospek Pengembangan Pasar Internasional
              Pada era globalisasi perdagangan dewasa ini, kondisi persaingan semakin ketat dimana masing-masing negara saling membuka pasarnya. Pengembangan produk Perhutani selau melakukan pengembangan produk dengan memperhatikan keperluan konsumen agar dapat di terima dan bersaing di pasar internasional.
Dampak krisis keuangan dunia dianalisa tidak akan berpengaruh terhadap konsumsi produk Perhutani. Selama produk-produk Perhutani tetap terjamin dan terjaga kualitasnya, maka kemungkinan pengembangan industri pengolahan produk Perhutani akan tetap menarik dan pengaruh krisis financial global tidaklah signifikan.


5.4. Strategi Pasar Internasional
          Perhutani merupakan bdan usaha milik negara yang berrusaha kerras daalam menjaga dan mengolah hasil hutan dengan baik. Program efisiensi operasional yang dicanangkan oleh Perhutani berhasil mencatatkan sukses, dimana penjagaan dan pengolahan hasil hutan terbilang lebih terjaga dari hasil sebelumnya. Kunci pencapaian ini adalah dari penjagaan yang ketat dan pengolahan yang baik. Perhutani melakukan berbagai macam bentuk strategi yaitu dengan memberikan Inovasi dan renovasi, menjalin komunikasi dengan baik kepada konsumen.

6.  LOKASI PERUSAHAAN


  • Unit I : Divisi Regional Jawa Tengah seluas 635.746,78 Ha terdiri dari 20 KPH     didukung 4 SPH.
  • Unit II : Divisi Regional Jawa Timur seluas 1.134.052,0 Ha terdiri dari 23 KPH serta 5 SPH.
  • Unit III : Divisi Regional Jawa Barat dan Banten seluas 678.244,6 Ha terdiri dari 14 KPH serta 4 SPH.

7. ANALISIS SWOT

          SWOT adalah singkatan dari Strenghths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Ini adalah teknik untuk menyediakan kerangka kerja untuk mengidentifikasi secara sistematis posisi organisasi, caranya berhubungan dengan lingkungan eksternal dan masalah serta peluang yang dihadapi. Tujuan analisis SWOT adalah untuk memisahkan masalah pokok dan memudahkan pendekatan strategis. Jadi dapat disimpulkan analisis SWOT adalah perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal (kekuatan dan kelemahan) terhadap unsur-unsur eksternal (peluang dan ancaman).

         Menurut David (Fred R. David, 2008,8), Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis.
Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan. penjelasan dari SWOT (David,Fred R.,2005:47) yaitu :


1. Kekuatan (Strenghts)



Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.



2. Kelemahan (Weakness)



Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut daoat berupa fasilitas, sumber daya keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat meruoakan sumber dari kelemahan perusahaan.



3. Peluang (Opportunities)



Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecendrungan – kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasokk merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.



4. Ancaman (Threats)


Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.

7.1. ANALISIS IFAS (Faktor Anaisis Internal Summary)
          Dalam memberikan penilaian (bobot) masing-masing faktor mulai dari 0,00 (tidak penting) sampai dengan 1,00 (paling penting). Jumlah penilaian tidak melebihi 1,00. Sedangkan penilaian untuk rating, mulai dari +1 (sangat rendah) sampai dengan +4 (sangat tinggi). Penilaian yang bersifat positif dari +1 saampai dengan +4. Namun untuk variabel yang negatif, semakin lemah nilainya 1 dan jika semakin baik (nilai di bawah rata-rata industri lain) nilainya semakin tinggi (maksimum 4).

Analisis IFAS sebagai berikut : 

A . Kekuatan (Strength)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.


  • Pemasaran dan pangsa pasar perusahaan cukup besar
  • Manajemen profesional
  • Mutu produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan
  • Penguasaan teknis cukup baik
  • Kapasitas terpasang cukup besar
  • Sarana yang dimiliki lengkap

    Kuesioner kondisi Internal untuk mengetahui kekuatan perusahaan.

Faktor Strategis
Nilai
Bobot
Rating
Skor
Pemasaran dan pangsa pasar perusahaan cukup besar
4
0,2
4
0,8
Manajemen profesional
4
0,2
4
0,8
Mutu produk yang dijual baik dan  selalu di pertahankan
4
0,2
3
0,6
Penguasaan teknis cukup baik
4
0,2
3
0,6
Sarana yang dimiliki cukup lengkap
4
0,2
4
0,8
TOTAL
20
1

3,6


                 Ukuran pembobotan :

                               1 = sedikit penting                               3 = penting

                               2 = agak penting                                  4 = sangat penting

                Ukuran rating kekuatan :

                               1 = sedikit kuat                                    3 = kuat

                               2 = agak kuat                                       4 = sangat kuat


     
   B . Kelemahan (Weakness)


Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut daoat berupa fasilitas, sumber daya keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat meruoakan sumber dari kelemahan perusahaan.



  • Kurangnya perawatan hasil hutan dan alam yang spesifik.
  • Produktivitas tenaga kerja masih rendah
  • Terbatasnya jumlah tenaga kerja yang dimiliki ketika melayani pesanan-                                     pesanan dalam jumlah besar.
  • Alat-alat yang dimiliki banyak yang sudah harus diperbaharui. 
  • Kenaikan tarif listrik, Telephone, BBM yang dapat mempengaruhi biaya operasional


Kuesioner kondisi Internal untuk mengetahui kelemahan perusahaan.

Faktor Strategis
Nilai
Bobot
Rating
Skor
Kurangnya perawatan hasil hutan  dan alam yang spesifik
2
0,14
-4
-0,56
Produktivitas tenaga kerja masih    rendah
2
0,14
-3
-0,42
Terbatasnya jumlah tenaga kerja   yang dimiliki ketika melayani pesanan  dalam jumlah besar.
4
0,29
-1
-0,29
Alat-alat yang dimiliki banyak yang sudah harus diperbaharui.-
4
0,29
-2
-0,58
Kenaikan tarif listrik, telephone, 
Mempengaruhi biaya operasional.
2
0,14
-3
-0,42
TOTAL
14
1

-2,3


                    Ukuran pembobotan :

                               1 = sedikit penting                               3 = penting

                               2 = agak penting                                  4 = sangat penting

                Ukuran rating kekuatan :

                               1 = sedikit lemah                                  3 = lemah

                               2 = agak lemah                                     4 = sangat lemah


7.2. ANALISIS EFAS (Faktor Anaisis External Summary)

       Dalam memberikan penilaian (bobot) masing-masing faktor mulai dari 0,00 (tidak penting) sampai dengan 1,00 (paling penting). Jumlah penilaian tidak melebihi 1,00. Sedangkan penilaian untuk rating, mulai dari +1 (sangat rendah) saampai dengan +4 (sangat tinggi). Penilaian yang bersifat positif dari +1 saampai dengan +4. Namun untuk variabel yang negatif, semakin lemah nilainya 1 dan jika semakin baik (nilai di bawah rata-rata industri lain) nilainya semakin tinggi (maksimum 4).

Analisis EFAS sebagai berikut :


       
C . Peluang (Opportunity) 


Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecendrungan – kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasokk merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.


  • Memiliki pemasok tetap
  • Regulasi yang jelas
  • Prospek pasar masih terbuka
  • Peningkatan ekspor
  • Memperluas kerjasama dengan perusahaan lain secara mancanegara                     

Kuesioner kondisi Internal untuk mengetahui peluang perusahaan.

Faktor Strategis
   Nilai
   Bobot
   Rating
   Skor
Memiliki pemasok tetap
4
0,22
4
0,9
Regulasi yang jelas
3
0,17
4
0,7
Prospek pasar masih    terbuka
4
0,22
2
0,4
Peningkatan ekspor
4
0,22
3
0,7
Memperluas kerjasama dengan perusahaan lain secara mancanegara
3
0,17
4
0,7
 TOTAL
18
1

3,4



              Ukuran pembobotan :

                               1 = sedikit penting                               3 = penting

                               2 = agak penting                                  4 = sangat penting

                Ukuran rating kekuatan :

                               1 = sedikit peluang                                  3 = peluang

                               2 = agak berpeluang                                4 = sangat Berpeluang



 D . Ancaman (Threat) 


Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.



  • Persaingan dari perusahaan sejenis
  • Ketersediaan bahan baku
  • Kekuatan tawar menawar pembeli cukup besar
  • Klaim dari pelanggan
  • Pembekuan/pencabutan nomor registrasi
  • Kondisi Sosial Ekonomi


Kuesioner kondisi Internal untuk mengetahui Ancaman perusahaan.
Faktor Strategis
    Nilai
     Bobot
     Rating
    Skor
Persaingan dari perusahaan sejenis
4
0,21
-4
-0,8
Ketersediaan bahan baku
4
0,21
-3
-0,6
Kekuatan tawar menawar pembeli cukup besar
4
0,21
-4
-0,8
Klaim dari pelanggan
3
0,16
-3
-0,5
Pembekuan/pencabutan nomor registrasi
4
0,21
-4
-0,8
TOTAL
19
1

-3,2

              Ukuran pembobotan :

                               1 = sedikit penting                               3 = penting

                               2 = agak penting                                  4 = sangat penting

                Ukuran rating kekuatan :

                               1 = sedikit ancaman                              3 = Ancaman

                               2 = agak mengancam                            4 = sangat Mengancam






Berdasarkan hasil yang didapat dari analisis internal dan eksternal pada Tabel dapat disimpulkan sebagai berikut:

Skor Total Kekuatan                =     3,6

Skor Total Kelemahan             =   - 2,3

Skor Total Peluang                  =      3,4

Skor Total Ancaman                =   - 3,2



 


        8.  Analisis Matrik SWOT 


1. Koordinat  Analisis  Internal (Skor  total Kekuatan - Skor Total  Kelemahan) = 3,6 – 2,3 = 1,3 

2. Koordinat  Analisis  Eksternal (Skor total Peluang - Skor Total Ancaman) = 3,4 – 3,2 = 0,2

Jadi titik koordinatnya terletak pada (1,3 ; 0,2)
     


         Berdasarkan gambar tersebut di atas, maka diketahui posisi unit usaha terletak pada kuadran I namun perlu diadakan penyempurnaan analisis dengan menghitung luasan wilayah pada tiap-tiap kuadran. Hasil perhitungan dari masing-masing kuadran dapat digambarkan pada tabel berikut di bawah ini :

  1. Kuadran I Strategi SO

  • Peningkatan penjualan
  • Mempertahankan posisi sebagai market leader
  • Perluasan pangsa pasar
  • Kerjasama yang erat dengan saluran distribusi
  • Memelihara hubungan baik dengan pemasok


          2. Kuadran II Strategi WO
  • Peningkatan produktifitas hasil hutan
  • Menjalin kerjasama dengan perrusahaan-perusahaan
  • Pengendalian biaya produksi
  • Menarik tenaga kerja terampil
  • Mempercepat proses produksi dengan perbaikan sistem produksi
  • Meningkatkan efektifitas tenaga pemasaran


          3. Kuadran III Strategi WT


  • Lebih memperhatikan mutu produk dan pelayanan terhadap konsumen
  • Penetapan harga bersaing dengan perusahaan lain
  • Gudang penyimpanan bahan baku sesuai persyaratan
  • Penetapan tanggal kadaluarsa produksi

         4. Kuadran IV Strategi ST


  •  Menjalin hubungan baik dengan pelanggan
  • Memelihara mutu produk dan pelayanan
  • Menghindari ketergantungan dengan satu pemasok



  8.1    Luasan Matrik dan Diagram Swot

Kuadran
Posisi Titik
Luas Matrik
Rangking
Prioritas Strategis
I     ( S ; O )
( 3,6 ; 3,4 )
12,24
1
Growth
II    (W ; O )
( 2,3 ; 3,4 )
-7,82
3
Stabilitas
III  ( W ; T )
( 2,3 ; 3,2 )
-7,36
4
Penciutan
IV  ( S ; T )
( 3,6 ; 3,2 )
11,52
2
Kombinasi



Ranking ke 1 : Pada kuadran ke I dengan luas matrik      = 12,24

Ranking ke 2 : Pada kuadran IV dengan luas matrik        = 11,52

Ranking ke 3 : Pada kuadran II dengan luas matrik          = - 7,82

Ranking ke 4 : Pada kuadran III dengan luas matrik         = - 7,36


             Berdasarkan diagram bobot dan rating setiap unsur matrik SWOT sebagaimana disajikan di atas dapat diketahui bahwa posisi perusahaan / Instansi pada saat ini berada pada Kuadran I yaitu kuadran Expansion (Growth) dimana strategi umum yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan kekuatan perusahaan utuk mengambil setiap keunggulan pada kesempatan yang ada, dengan penjelasan sbg berikut :
  1. Pada kuadran I ( S O Strategi ) strategi umum yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan kekuatan perusahaan untuk mengambil setiap keunggulan pada kesempatan, Memperkenalkan produk melalui pelayanan terbaik yang Aman dan Andal yang dapat memberikan rasa percaya bagi pelanggan dalam mempertahankan diri menjadi pemimpin pasar.
  2. Pada kuadran II ( W O Strategi ) perusahaan dapat membuat keunggulan pada kesempatan sebagi acuan untuk memfokuskan kegiatan dengan menghindari kelemahan  Memberikan pelayanan yang mempermudah pelanggan dengan terus meningkatkan Teknologi untuk mendongkrak pasar.
  3. Pada kuadran III ( S T Strategi ) Menjadikan setiap kekuatan untuk menghadapi setiap ancaman dengan menciptakan diversifikasi untuk menciptakan peluang  Mengedepankan kualitas pelayanan diferensiasi non harga, seperti kualitas, layanan, kecepatan, fleksibilitas, dan sebagainya.
  4. Pada kuadran IV ( W T Strategi ) Meminimumkan segala kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman.  Perlu dilakukan strategi dalam bentuk kemudahan mendapatkan produk dan penawaran harga murah, serta promosi-promosi yang menarik.

      8.2      STRATEGI BISNIS UNIT :


  1. CORPORATE BISNIS UNIT

Mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis dengan tujuan membesarkan perusahaan 

Faktor Penentu Keberhasilan
Banyak peminat dan pelayanan yang memuaskan

Output
Semakin banyak promosi baru yang menjadi target penjualan.

Outcame
Makin meningkatnya jumlah penjualan.

Impact
Citra perusahaan semakin baik.

        2.  Prioritas Kedua
Penawaran promo-promo baru kepada pangsa pasar baru dengan gencar.

Faktor penentu keberhasilan
Dukungan pemerintah dan peralatan yang tersedia sangat lengkap.

Output
Bertambahnya konsumen

Outcame
Meningkatnya penjualan

Impact

Image perusahaan lebih baik.



STRATEGI BISNIS UNIT


           Berdasarkan Analisa SWOT yang digunakn dalam Perhutani terletak pada kuadran I atau Kuadran Strength dan Opportunity (SO). Sehingga perlu menggunakan strategi Growth Yang memberikan keunggulan perhutani diantara para pesaing yang lainnya.hal ini dikarenakan perhutani telah melakukan strategi Low Cost dengan cara menekan Biaya yang cukup besar menjadi biaya yang lebih kecil pada saat waktu tanam bibit tanaman sampai menghasilkan bahan baku yang unggul, serta pengolahan baku sebagai proses produksi perhutani berusaha memaksimalkan biaya yang digunakan seefisien mungkin. Dibandingkan para pesaing yang harus kesulitan dalam mendapatkan bahan baku yang sesuai dalam proses produksi.perhutani sangat menjamin produk yang akan di distribusikan ke konsumen. Dengan cara mendominasi keumggulan biaya dan dalam keunggulan proses produksi. Maka perhutani akan menguasai pagsa pasar yang cukup besar dibandingkan dengaan pesaing lainnya. Dengan cara tersebut perhutani akan mendapatkan keuntungan atau laba yang cukup besar dengan biaya yang cukup rendah, dan dapat dilihat penerapanya pada tabel dibawah ini :

4 P
Perum Perhutani
 PT. Marubeni
 Indonesia
Keterangan
Action Plan
Produk

       Unggul

Kualitas pesaingnya
 Lebih Unggul dan
 beranekaragam.

Fokus pada beberapa 
produk tertentu seperti kertas,
kayu lapis, dan potongan kayu
Price

       Unggul

Low Cost (efisiensi)
Impor
Place

       Unggul

Orientasi di berbagai
Luar negeri.
Fokus pada pasar
yang menjadi target
terutama pada orientasi
yang di tetapkan.
Promotion
       Unggul

Perum Perhutani
Lebih Terkenal.
Melakukan di Versifikasi Geografis.



Pembahasan khususnya untuk Orientasi Pasar

Strategi terdiri atas berbagai elemen, dan dalam hal ini akan dititik beratkan pada elemen-elemen pemasaran. Ada  konsep yang mendasari suatu strategi pemasaran, yaitu:

  1. Segmentasi pasar

Merupakan dasar untuk mengetahui bahwa setiap pasar itu terdiri atas beberapa segmen yang berbeda. Dan dalam setiap segmen terdapat pembeli yang mempunyai :

  • Kebutuhan yang berbeda-beda
  • Pola pembelian yang berbeda-beda
  • Tanggapan yang berbeda-beda terhadap berbagai macam penawaran

a. Penentuan posisi pasar (market positioning)

Perusahaan berusaha memilih pola konsentrasi pasar khusus yang dapat memberikan kesempatan maksimum untuk mencapai tujuan. Segmen pasar dianggap menarik bila mempunyai sifat :

1. Segmen pasar tersebut cukup besar

2. Segmen pasar tersebut cukup potensial untuk berkembang lebih lanjut

3. Segmen pasar tersebut tidak dikuasai oleh pesaing pesaing yang ada

4. Segmen pasar tersebut masih membutuhkan sesuatu yang dapat dilayani oleh perusahaan



Terdapat 2 strategi dalam penentuan pasar yaitu :

1. Konsentrasi segmen tunggal : merupakan strategi yang dapat ditempuh perusahaan bila ingin mempunyai posisi yang kuat pada satu segmen saja.

2. Konsentrasi segmen ganda : merupakan strategi yang dapat ditempuh perusahaan bila ingin mempunyai posisi yang kuat dalam beberapa segmen.

Jadi, pencapaian segmen pasar yang satu dilakukan bersama sama dengan pencapaian segmen pasar lainnya.


b. Strategi memasuki pasar (market entry strategy)

Bererapa cara yang ditempuh perusahaan untuk memasuki segmen pasar yang dituju yaitu dengan :

1. Berkembang sendiri

Factor penghalang untuk memasuki perusahaan yang berkembang sendiri yaitu : memperoleh hak paten, skala produksi yang paling ekonomis, memperoleh saluran distribusi, menentukan supplier yang paling menguntungkan, biaya promosi yang mahal.

2. Kerja sama dengan perusahaan lain

Keuntungan yang didapat antara lain : resiko ditanggung bersama-sama, masing-masing perusahaan mempunyai keahlian sendiri-sendiri. Jadi, dapat melengkapi atau saling menutupi kekurangan yang ada.



c. Strategi marketing mix

Yaitu kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan system distribusi.

1. Produk

Keputusan tentang produk ini mencakup penetuan bentuk penawaran secara fisik , merk, garansi, dan servis sesudah penjualan.

2. Harga

Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga yaitu : biaya, keuntungan, dan perubahan keinginan pasar.

3. Distribusi

Aspek yang pokok berkaitan dengan keputusan distribusi yaitu : system transportasi , system penyimpanan, pemilihan saluran distribusi.

4. Promosi

Yang termasuk dalam kegiatan promosi adalah : periklanan, personall selling, promosi penjualan, dan publisitas.

d. Strategi penentuan waktu (timing strategy)

Apabila perusahaan telah menemukan kesempatan yang baik, kemudian menetapkan tujuan dan mengembangkan suatu strategi pemasaran ini tidak berarti bahwa perusahaan tersebut dapat segera beroperasi.

Perusahaan dapat megalami kegagalan dalam mencapai tujuan apabila bergerak lambat atau malah terlalu cepat.

Pertama, 

Perusahaan dapat mencoba untuk merangsang konsumen agar mereka meningkatkan pembeliannya. Pembelian dapat diuraikan sebagai fungsi dari frekuensi pembelian dikalikan dengan jumlah pembelian yang dilakukan. Suatu perusahaan dapat mendorong konsumenya untuk membeli lebih sering sekaligus untuk membeli lebih banyak setiap pembelian. Promosi harga, iklan, publisitas, dan perluasan jaringan distribusi sangatlah membantu kegiatan ini. secara lebihmendasar, perusahaan dapat mempertimbangkan kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan tingkat konsumsi yang ada, yang merupakan dasardari tingkat pembelian yang dihadapi. Tingkat konsumsi adalah fungsi daripenggunaan produk dikalikan dengan jumlah yang digunakan ataudikonsumsi pada setiap kali penggunaan


Kedua,

Perusahaan dapat meningkatkan usahanya dengan menarik atau mempengaruhi konsumen saingan. Sarana yang digunakan tidak berbeda dengan yang telah diuraikan pada butir diatas. Perbedaanya hanyapada sasaran atau target yang akan dicapai, yaitu pada konsumen saingan,sedangkan pada butir yang diatas pada konsumen perusahaan sendiri.


Ketiga, 

Perusahaan dapat meningkatkan usahanya dengan menarik yang bukan pemakai (nonusers) atau calon konsumen yang berada dalam lingkungan pasarnya. Sarana sebenarnya tidak berbeda dengan yangdigunakan diatas. Perbedaanya terletak pada sasaran atau target yanghendak dicapai, yaitu para calon konsumen dan yang bukan pemakai.

Pemasaran dan penjualan

penguasaan pasar (market share) dalam upaya pemasaran dan penjualan Perum Perhutani dihitung dari besarnya pasar atau jumlah konsumen yang berhasil dikuasai oleh Perum Perhutani dibandingkan dengan total pasar atau jumlah konsumen potensial dalam binis pengelolahan hasil hutan, Perum Perhutani memasarkan produknya di Indonesia dan mancanegara. Dalam kegiatan pemasaran agar kegiatan penjualan dapat dicapai semaksimal mungkin maka perusahaan akan melakukan berbagai usaha untuk

mencapainya. Usaha tersebut bisa berupa produk, harga, distribusi dan promosi (marketing mix).


Aktivitas pendukung

Pembelian, pengembangan teknologi, manajemen sumber daya manusia, infrastuktur perusahaan.

Pengembangan Teknologi

Dengan menyediakan tenaga kerja yang professional dan berpengalaman serta yang mengerti tentang Sumber Daya Hutan dan produk-produknya , kelengkapan dan perlengkapan yang sudah modern. Lebih mudah dan cepat cara mengatasi tindakan yang efektif secara akurat.

Manajemen sumber daya manusia

Meningkatkan profesionalisme pegawai,merupakan salah satu upaya antam dalam meningkatkan manajemen sumber daya manusia, meningkatnya profesionalisme kerja akan berdampak positif terhadap peningkatan kualitas pelayanan terhadap pelanggan. Tolak ukur yang tepat untuk digunakan dalam mengukur profesionalisme pegawai adalah dengan melihat tingkat kepuasan pegawai (employee satisfaction), yang terwujud dalam sesuatu yang diperoleh dari perusahaan seperti kompensasi, iklim kerja dan budaya kerja, selain itu dapat dilihat melalui pengembangan pegawai, tolak ukur ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan, yang dapat dilihat dari rata-rata tingkat pencapaian sasaran kerja individu, semakin tinggi rata-rata pencapaian kerja individu menandakan makin tingginya kualitas profesionalisme sumber daya perusahaan sehingga perusahaan bisa berjalan lebih efektif dan efisien.

Infrastruktur perusahaan

Perum Perhutani berusaha terus meningkatkan infrastuktur perusahaannya guna meningkatkan produksi dan memperluas wilayah pemasarannya sesuai dengan visi, misi dan tujuan Perum Perhutni dimana Perum Perhutani berusaha menjadi perusahaan yang terus mengglobal, pengelolaan Sumber Daya Hutan yang bekerja sama dengan Perusahaan-perusahaan lain untuk menambah infrastukturnya dalam memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk hutan, selain itu Perum Perhutani juga membuat proyek-proyek baru tentunya dengan meningkatkan infrastruktur Perum Perhutani.

    9. Kesimpulan dan Saran
        Kesimpulan

  • Mekanisme pengelolaan kebun benih tanaman dan hutan di Perum Perhutani dilaksanakan untuk menunjang bisnis Perum Perhutani yaitu dengan pembangunan sumber daya yang baik diseluruh unit kerjanya dan pemuliaan tanaman dilakukan oleh Puslitbang Perhutani Cepu dimana benih yang dihasilkan dari kebun benih tanaman hutan bersertifikat digunakan untuk pembuatan tanaman, rehabilitasi hutan lindung dan untuk dipasarkan secara efisien.
  • Dalam operasional Perum Perhutani telah terdapatnya pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan yang berlandaskan dalam visi dan misi perusahaan terhadap penyusunan, pelaksanaan, dan pengawasan rencana kerja dan anggaran perusahaan untuk pencapaian yang optimal terhadap pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan yang berlandaskan dalam visi dan misi perusahaan melalui kebijakan, program (ERP), strategi, dalam keputusan yang diambil oleh manajemen perusahaan.
  • Pada tingkat pengendalian manajemen dalam mekanisme penyusunan, pelaksanaan, dan pengawasan rencana kerja dan anggaran perusahaan pada Perum Perhutani telah diotorisasi secara komprehensif berdasarkan nilai ekonomi dan sumber daya organisasi/perusahaan, sehingga dalam ruang lingkup kegiatan operasional dan operasionalnya dapat berjalan dengan baik sesuai keinginan Manajemen perusahaan.

Saran

  • Memperhatikan Rencana Jangka Panjang Perum Perhutani salah satu produk yang direncanakan untuk memberikan pendapatan di Perum Perhutani perlu usaha-usaha untuk meningkatkan pemasaran produk-produk perum perhutani khususnya benih dan bibit bersertifikat dengan menjadikan benih dan bibit bersertifikat sebagai salah satu tugas privat/bisnis perusahaan.
  • Perlu diterbitkan pedoman kerja yang lebih ketat dengan sub bidang keuangansebagai pelaksanaan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) pada Perum Perhutani sebagai acuan pelaksanaan kegiatan.
  • Evaluasi secara dini terhadap Pengawasan kerja di setiap Unit Kerja disertai dengan melakukan peningkatan kinerja pada setiap Unit kerja agar tidak ada pelampauan realisasi biaya, sehingga dapat segera dievaluasi untuk peningkatan pendapatan pada perum perhutani.
  • Aset pada wilayah kerja Perum Perhutani tersebar luas dan sangat luas, sehingga perlu dilakukan inventarisasi dan pendataan yang akurat untuk menyusun database atas Aset-aset yang dimiliki Perhutani. Serta mengoptimalisasi aset-aset tersebut.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar